1. Klasifikasi Produksi Hidrokarbon
Produksi awal hidrokarbon dari reservoir yang terletak di bawah tanah dilakukan dengan menggunakan energi pendorong alami dari reservoir. Jenis produksi ini diklasifikasikan sebagai produksi primer. Sumber energi pendorong alami yang terdapat pada reservoir berasal dari pembesaran volume fluida reservoir, pelepasan solution gas seiring dengan menurunnya tekanan, tekanan dari aquifer sekitar yang berhubungan, dan tekanan dari gaya gravitasi. Ketika energi pendorong alami sudah menjadi semakin kurang, sangatlah diperlukan untuk membantu meningkatkan tekanan dengan sumber eksternal (bukan dari energi pendorong dari dalam reservoir). Penambahan energi ini biasanya dicapai dengan injeksi fluida (gas alam atau air) ke dalam reservoir. Penggunaan metode injeksi ini diklasifikasikan sebagai produksi sekunder. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk mempertahankan reservoir dalam keadaan bertekanan tinggi.
Produksi tersier dilakukan bila peningkatan energi pendorong secara eksternal pada produksi sekunder tidak bisa diaplikasikan, dikarenakan nilai recovery terlalu kecil. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, misalnya sweep efficiency (efisiensi gerak fluida ketika melintasi suatu permukaan) yang rendah sehingga injeksi air menjadi tidak efisien. Pada produksi tersier dikenal metode EOR (Enhance Oil Recovery). Metode ini kemudian menjadi populer karena peningkatan produksi dengan metode ini cukup tinggi dan efektif.
2. EOR (Enhance Oil Recovery)
Pada produksi sekunder dilakukan pendesakan dengan air dan gas melalui sumur injeksi untuk mempertahankan tekanan dalam reservoir. Tapi seringkali air dan gas yang dimasukkan melalui sumur injeksi tidak memberikan tekanan yang cukup untuk mendorong minyak keluar. Hal ini disebabkan oleh sweep efficiency yang rendah. Permukaan batuan yang heterogen (memiliki rekahan, patahan, dan permukaan batuan dengan permeabilitas tinggi) menyebabkan aliran air dan gas yang masuk menjadi teralih ke tempat lain yang bukan merupakan zona yang mengandung minyak. Hal ini menyebabkan aliran air dan gas yang menuju zona minyak seolah-olah berkurang mobilitas
0 komentar:
Posting Komentar